Pekanbaru, UIR : Era digital saat ini menuntut setiap orang menguasai teknologi. Buta dengan teknologi, alamat ketinggalan dalam berbagai hal. Salah satunya informasi. Disinilah peran Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas Islam Riau (UIR) dalam upaya melahirkan sumberdaya manusia handal yang memiliki kemampuan dalam mengahdapi tantangan perkembangan zaman.
Sebagaimana diketahui, sejak berdiri tahun 2009, Fakultas Ilmu Komunikasi UIR ini hanya memiliki satu Program Studi (Prodi) saja, yakni Prodi Ilmu Komunikasi. Pun begitu, fakultas yang kini mulai banyak dilirik ini memiliki empat (4) bidang konsetrasi ilmu. Yaitu, Humas (PR), Media Massa, Periklanan, dan Manajemen Komunikasi.
Menurut Dekan FIKOM UIR, Dr Abdul Aziz MSi, dari empat bidang konsentrasi tersebut, hanya Media Massa dan Humas yang banyak peminatnya, sementara dua bidang konsentrasi lainnya, Periklanan dan Manajemen Komunikasi kurang peminat.
“Saat ini akreditasi kita sudah B. Dan kedepan akan kita kejar untuk mencapai akreditasi A. Untuk mendapatkan itu, tentu kita akan melakukan pembenahan-pembenahan, baik terkait SDM tenaga dosen maupun fasilitas penunjang kegiatan perkuliahan. Dan ini sudah mulai dilakukan,” ucap Aziz.
Dia menjelaskan, FIKOM saat ini memiliki 14 dosen tetap dibantu dosen luar dari UR dan UMRI. Memang, dilihat dari SDM fungsionalnya masih kurang. Dimana saat ini FIKOM UIR baru memiliki empat orang tenaga dosen yang bergelar Doktor.
“Kita harap mudah-mudahan tahun depan sudah lebih baik lagi untuk kemudian kita bisa meraih akreditasi A. Soal fasilitas, kita bisa dibilang terbagus yang ada di Riau. Dengan dibekali fasilitas laboratotium yang bagus ini, prosfek kedepan lulusan Fikom akan mudah mendapatkan pekerjaan. Karena mereka sudah dibekali keterampilan di bidang komunikasi selama kuliah,” jelasnya.
Bicara soal prestasi, memang gaungnya tak ‘segarang’ fakultas-fakultas lainnya. Namun, fakultas yang satu ini sudah memiliki komunitas Audio Video Fikom yang telah memperoduksi film-film pendek. Bahkan, film pendek yang diproduksi mahasiswa FIKOM ini sudah berhasil menembus 100 besar di SCTV.
“Prestasi secara akademis kita memang tak pernah menjuarai event, tapi kita punya pengakuan dari media massa nasional. Misalnya, Metro TV pernah dua kali mengadakan acara di UIR (mata Najwa dan Just Alvin), dimana mahasiswa kita dilibatkan dalam kegiatan mereka. Bahkan peralatan kita juga digunakan untuk acara tersebut,” ucap Aziz lagi.
Aziz menambahkan, dalam hal mewujudkan visi UIR Maju 2020, para dosen dan mahasiswa FIKOM dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas proses pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dalam rangka menghadapi persaingan global.
Jika hal ini dilaksanakan, maka FIKOM UIR akan mampu mensejajarkan dirinya dengan Fakultas Ilmu Komunikasi dari universitas terkemuka di Asia Tenggara, khususnya dalam hal mutu proses pembelajaran dan lulusan.
“Kita punya visi ‘Menjadi Prodi Ilmu Komunikasi yang Unggul dan Kompetitif, Berwawasan Entrepreneurship, berlandaskan Nilai-nilai Keislaman di Asia Tenggara Tahun 2020’. Makanya kita berupaya terus meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan untuk memperkuat daya saing,” pungkasnya.
Kerja Luas,
Dari data yang disampaikan Aziz, banyak alumni FIKOM UIR yang menekuni profesi sebagai enterpreneur. Baik itu membuka usaha event organizer (EO), media online, dan lainnya. Namun tak sedikit pula yang memilih bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai Humas, bekerja di media nasional, atau pemerintahan.
Bersaing di dunia kerja, kata Aziz, para alumni FIKOM bisa bersaing dengan sarjana-sarjana lainnya. Memang diakuinya, tantangan sangat berat, namun dengan kemampuan yang dimiliki, mereka lebih memiliki kans besar dibanding sarjana lainnya.
“Tantangan yang saya maksud, sarjana teknik bisa melamar di Humas, sarjana pertanian juga begitu, intinya semua sarjana bisa untuk merebut peluang yang seharusnya menjadi rebutan para sarjana FIKOM. Tapi itu tadi, kita tidak khawatir soal persaingan tersebut, karena para mahasiswa kita sudah dibekali kemampuan yang handal dibiadangnya. Citra lulusan Fikom tidak hanya secara teoritis dia memiliki skill, akan tetapi juga mereka memiliki bukti praktis berupa sertifikat,” pungkas Aziz.
Meski fasilitas kegiatan perkuliahan sudah memadai, namun beberapa fasilitas pendukung yang dianggap urgen hingga kini tak terealiasasi. Salah satunya mimpi memiliki stasiun TV sendiri.
Hal ini dikatakan Aziz, karena belum mendapat izin, meski proposal untuk membuat stasiun TV komunitas sudah lama disampaikan ke pihak terkait. Radio memang sudah ada, hanya saja tidak onair. Ini karena tidak mendapat izin untuk mengudara. Katanya, mengganggu jalur penerbangan yang dekat dengan Bandara SSK II.
Laporan : HUMS UIR
