Pekanbaru, UIRNews: Kegiatan FGD yang berlangsung Sabtu (23/1 2021) dilatarbelakangi oleh perubahan Standart Nasional Pendidikan Tinggi dari Permenristekdikti No 49 tahun 2014 menjadi Permenristekdikti No 44 tahun 2015, dan terakhir Permendikbud No 3 tahun 2020 seiring dengan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Guna mendukung jalannya FGD Program Studi Teknik Geologi mengundang perwakilan dari berbagai profesi Akademisi, Asosiasi Program Studi, Pelaku Usaha/companny, Pemerintahan, Mahasiswa dan Alumni. Pembukaan acara oleh Dekan Fakultas Teknik Dr. Eng Muslim MT, dilanjutkan sesi pemaparan dan edukasi steakholder oleh Adi Suryadi MSc selaku Ketua Tim Peninjauan Visi Misi dan Pengembangan Kurikulum Periode 2020/2021.
Acara inti dipandu oleh Ketua Program Studi Teknik Geologi Budi Prayitno MT. Pada bagian penutup dilakukan pengisian kuisioner oleh steakholder sebagai bentuk evaluasi dan masukkan demi terwujudnya visi misi dan pengembangan kurikulum yang mengedepankan fleksibilitas kemerdekaan belajar terarah.
Adapun perwakilan dari akademisi terdiri dari Prof Benyamin Sapiie, Ph.D. dan Dr Salahuddin Husein, Ph.D, Ketua Asosiasi Program Studi Teknik Geologi, Dr Muhammad Burhanuddin Nur, Ph.D. DESM, Muhammad Ridwan, ST, PT Chevron Pasific Indonesia Budi Setiawan, PT Bumi Siak Pusako Dudi Lestawan dan PT SPR Langgak Muhammad Habibi MT dan beberapa perwakilan Alumni.
Peninjauan Visi Misi dan Kurikulum Program Studi Teknik Geologi Universitas Islam Riau juga didasarkan pada masa berlaku kurikulum Program Studi Teknik Geologi No 349/UIR/KPTS/2015 dimana ketentuan tentang peninjauan dan pengembangan kurikulum dilakukan sekurang kurangnya 4 sampai 5 tahun.
Adanya gap antara industri sebagai pengguna teknologi paling pertama dari disrupsi teknologi informasi dengan universitas sebagai pemangku tanggungjawab visi misi dan pengembangan kurikulum, menjadi perhatian serius untuk mendapatkan solusi secara tepat melalui kolaborasi serta komunikasi intensif guna mempersempit kesenjangan yang terjadi. Kenyataan dilapangan saat ini, banyak industri telah melakukan pencarian lapangan pada prospek deep lacustrine yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan pendukung utama pada literasi deep learning dan mechine learning.
Dilain pihak program studi sebagai unit yang paling menentukan tingkat efesiensi kurikulm harus berani melakukan pengembangan kurikulum secara fleksibel/trans dan multi disiplin, radikal tanpa mengurangi esensi pengetahuan dasar geologi (basic knowledge geology) sebagai pondasi keilmuannya. Permasalahan pada bagian unit terkecil, ketika melakukan pengembangan kurikulum dihadapkan pada sistim yang tidak support/mendukung. Semestinya pengembangan kurikulum tidak dikerdilkan oleh sistim internal dan external sehingga kurikulum diharapkan dapat menjangkau pendidikan, seni dan budaya dalam konteks keilmuan dan teknologi yang dibutuhkan masyarakat.
Sedangkan kebutuhan professional sebagai saintis, engineer geology dan enterprenuership berdasarkan kebutuhan pengembangan Provinsi Riau dinilai masih sangat tinggi. ”Provinsi Riau masih banyak membutuhkan professional muda yang dapat menyelesaikan sekaligus memberikan solusi tepat terhadap permasalahan pembanguan Riau kedepan mengingat ke-unikan letak geografis dan sumberdaya alam yang dimiliki”, Ucap Muhammad Ridwan., ST.
Ketua Program Studi Teknik Geologi mengucapkan terimakasih serta apresiasi yang tinggi kepada para undangan yang telah hadir dalam rangka peninjauan visi misi dan pengembangan kurikulum. ”Terimakasih disampaikan kepada bapak dan ibu serta undangan yang telah hadir dalam kegiatan FGD ini, mudah mudahan apa yang menjadi harapan kita bersama dapat diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala”. Amin Ya Rabbal Alamin.*
[]Oleh: Budi Prayitno., ST., MT
