UIR melakukan workshop bersama dosen Fakultas Agama Islam (FAI), Dekan, dan Wakil Dekan selingkungan UIR dengan mengusung tema “Pengembangan Kurikulum Materi Ajar Al- Islam Integrasi Islam dan Ilmu Pengetahuan”. Workshop menghadirkan Direktur Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (DPPAI) Dr. Nanang Nuryanta, M.Pd sebagai narasumber. Kegiatan berlangsung di ruang rapat lantai II, Gedung Rektorat UIR, Rabu, (11/01/2023).
Agenda diawali dengan penyusunan materi kurikulum. Landasan penyusunan kurikulum diatur dalam UUD 1945, UU SISDIKNAS 2023, UU No. 12 Tahun 2012 tentang SNPT, Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0, dan Landasan Penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi (PT) yang terdiri dari Filosofi, Sosioogis, Psikologis, Historis, dan Yudiris.
Dr. Nanang Nuryanta, M.Pd menyampaikan, terdapat 5 tahapan dalam menyusun kurikulum PT. Tahapan pertama analisis, dimulai dari menetapkan visi misi, menganalisis kebutuhan sosial, dan penetapan profil lulusan. Tahapan kedua yaitu menentukan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) prodi, membuat bahan kajian sesuai body of knowledge, menentukan pengalaman belajar hingga assesment. Tahapan ketiga yaitu pengembangan dengan merancang penyusunan RPS dan menyusun instrumen penilaian dan evaluasi perangkat pembelajaran. Tahapan keempat pelaksanaan, terdiri dari mengidentifikasi kemungkinan masalah yang menghambat implementasi kurikulum serta melakukan evaluasi formatif terhadap implementasi kurikulum.
Skema perumusan CPL prodi dimulai dari pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus sesuai dengan keahlian di program studi. Untuk menunjang skema tersebut maka perlu dilakukan muatan CPL melalui literasi data, literasi teknologi, literasi manusia, memahami era industri 4.0 dan pemahaman ilmu yang bisa diaplikasi secara lokal, nasional hingga global.
“Apakah Universitas Islam Indonesia memiliki standar kepada mahasiswa dalam proses pembelajaran dan mengembangan mata kuliah Al – Islam ?” tanya Azmansyah, S.E., M.Econ selaku Kadiv Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran.
Dr. Nanang Nuryanta, M.Pd menjelaskan tidak ada perbedaan antara UII dengan UIR. UII dan UIR sama – sama melakukan pengabdian kepada masyarakat, hingga saat proses akreditasi mengevaluasi bagaimana dakwah islamiah yang sudah di terapkan oleh kampus.
“Jadi kalau di UII berbagai macam cara dakwah yang diterapkan oleh dosen. Contoh ketika dosen tidak mampu menggunakan lisan maka boleh melakukan dakwah melalui tulisan yang di publish. Kami juga melakukan dakwah secara digital dengan kerjasama kepada radio RRI dan RM, jadi dosen dakwahnya di sana secara digital”.
Dr. Nanang Nuryanta, M.Pd memaparkan langkah tahapan perencanaan pembelajaran harus mengidentifikasi CPL yang dibebankan pada kuliah, selanjutnya perlu analisis pembelajaran untuk memberikan gambaran pada mahasiswa tentang tahapan belajar yang akan di jalani, dan terakhir menentukan indikator pencapaian sebagai kemampuan akhir tahap pembelajaran untuk memenuhi CPL. (hms/smh)
