Email

Kontak

Email

Kontak

Bertani Berkelanjutan, Solusi Bertani Yang Ramah Lingkungan

Dewasa ini gaya hidup sehat sudah merupakan keharusan, sudah banyak kaum-kaum urban terkhusus milenial yang bahkan menjadikan lifestyle healthy food  sebagai sesuatu yang harus diikuti agar tidak ketinggalan zaman, termasuk dalam memilih bahan baku untuk masakan yang akan diolah dan konsumsi. 

Termasuk dengan membeli sayuran dan pangan organik yang ditanam yang menekankan pada pelestarian serta konservasi sumber daya alam guna menciptakan keseimbangan ekosistem dan produktivitas bertani. 

Tumbuhan dan pangan yang ditanam secara organik merupakan salah satu bentuk dari sistem bertani yang berkelanjutan, maksud dari sistem pertanian berkelanjutan adalah suatu sistem yang menggunakan energi lebih sedikit, meminimalkan jejak ekologi, lebih ramah lingkungan dengan menggunakan pupuk dan pestisida yang ramah lingkungan serta tidak akan merusak unsur hara tanah, dan penggunaan lahan tanam yang minim. 

Pada wawancara dengan salah satu dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau Tati Maharani, S.P., M.P., menurutnya tidak dapat dipungkiri bahwa sistem pertanian modern yang saat ini banyak digunakan oleh petani membawa dampak negatif bagi lingkungan. Maraknya penggunaan pupuk kimia, pestisida, herbisida dan eksploitasi lahan yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, tanah, air, dan mikroorganisme sekitar. 

Menurut Tati, ada beberapa aspek dan tiga prinsip dasar sistem pertanian berkelanjutan yang harus terpenuhi yaitu keberlanjutan ekonomi, keberlanjutan ekologi, dan keberlanjutan sosial.

Berdasarkan aspek keberlanjutan ekonomi sistem bertani berkelanjutan harus mampu menjaga kualitas tanah yang ditanam agar selalu baik sehingga dengan kualitas media tanam yang baik dapat terus meningkatkan produksi pertanian dan dapat terus dipertahankan hingga jangka panjang. 

Selanjutnya, pada sisi keberlanjutan ekologi atau lingkungan, sistem bertani yang dilakukan oleh petani harus memikirkan bagaimana mendaur ulang sumber daya yang ada untuk bisa bermanfaat maksimal, serta segala praktek bertani yang dilakukan  tidak merugikan ekosistem dan keanekaragaman hayati yang sudah ada. 

Yang terakhir adalah aspek keberlanjutan sosial, katanya pada sistem bertani cara ini seorang petani atau pelaku usaha tani harus mampu memaksimalkan dan menyerap sumber daya manusia di samping memperhatikan lingkungan sekitar agar masyarakat yang bermukim di sekitar area bertani tidak merasa terganggu atau pun dirugikan dari usaha tani yang dilakukan. 

Lebih lanjut, Tati menjelaskan bahwa sistem bertani berkelanjutan merupakan suatu solusi bertani pada masa depan yang harus di dukung oleh pemerintah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat dan kelompok tani, agar tanah dan segala unsur hara yang terdapat di dalamnya dapat terus dimanfaatkan oleh generasi selanjutnya yang diharapkan dapat menggeser sistem bertani konvensional yang masih banyak menggunakan zat kimiawi dan tidak ramah lingkungan. (kh/hms)

Sumber Foto : BERNAS.ID

Share:

More Posts

Universitas Islam Riau Campus
Jl. Kaharuddin Nasution 113, Pekanbaru 28284
Indonesia

Telepon :  +62 761 674674
Faks :   +62 761 674834
Email : info[at]uir.ac.id

© Universitas Islam Riau developed by SIMFOKOM

Jl. Kaharuddin Nasution 113,
Pekanbaru 28284
Riau - Indonesia

FOLLOW UIR

Copyright © Universitas Islam Riau. Developed by SIMFOKOM

Copyright © Universitas Islam Riau. Developed by SIMFOKOM

Copyright © Universitas Islam Riau. Developed by SIMFOKOM

Skip to content