Pekanbaru, Detaksatu.com – Industri minyak bumi adalah salah satu aset yang dimiliki oleh Provinsi Riau yang telah diproduksikan oleh perusahaan dalam maupun luar negeri selama puluhan tahun. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Riau adalah salah satu provinsi yang menghasilkan minyak bumi terbesar di Indonesia tetapi masyarakat, khususnya pelajar belum tahu secara detil bagaimana proses pembentukan minyak bumi, bagaimana proses mengeluarkan minyak bumi ke permukaan dan bagaimana cara pengolahan minyak bumi sehingga bisa layak digunakan untuk guna memenuhi kebutuhan masyarakat untuk transportasi, bahan baku industri dan lain-lainnya.
Untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada pelajar perihal diatas, penyuluhan atau sosialisasi pun dilakukan kepada pelajar bertujuan untuk memberikan wawasan seputar minyak bumi yang berkaitan tentang materi pelajaran kimia di sekolah, agar generasi muda khususnya yang berada di Provinsi Riau tertarik dan ikut berpartisipasi menjadi pelopor energi nasional untuk bangsa kedepannya. Selain itu, penyuluhan ini memberikan pemahaman kepada pelajar bahwa energi yang dihasilkan dari sumber daya alam adalah milik kita dan untuk kita, rakyat Indonesia.
Tim penyuluhan dari program studi Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau (TP-UIR) yang menggadakan penyuluhan atau pengabdian masyarakat terhadap Pelajar di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Pekanbaru, Sabtu 24 Agustus 2019 yang lalu, dengan mengangkat tema proses pembentukan minyak bumi, proses pemurnian minyak bumi dan upaya meningkatkan produksi minyak bumi (EOR) yang diketuai oleh Hj. Fitrianti, ST.MT dengan anggota Novia Rita ST.MT, Ir. Dike Fitriansyah Putra, M.Sc., MBA, Firdaus, Muhammad Fadly dan Bakti Armansyah.
Dosen Fitrianti menjelaskan bahwa pengabdian adalah hal yang penting untuk dilakukan, mengingat bahwa pengabdian juga merupakan hal wajib yang dilakukan seorang tenaga pendidik, karena seorang tenaga pendidik harus selalu menyampaikan ilmu yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa dan generasi yang akan datang,” jelasnya.
Selain itu, aktivitas yang tak ternilai bagi yang memberi dan menerima sekaligus menjadi kebanggaan tersendiri, sehingga mereka dapat mengetahui sesuatu yang selama ini belum diketahui secara detil. tutup Fitrianti.
Laporan : HUMAS UIR
