Mengemban tanggung jawab dengan menjadi perwakilan daerah di suatu ajang nasional merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan sendiri.
M. Vitdriansyah Putra yang merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Seni, Drama dan Tari (Sendratasik) Universitas Islam Riau (UIR) menjadi perwakilan Riau di ajang Putra Putri Tari Indonesia yang digelar di Bali pada 23 Juli – 28 Juli 2023 serta berhasil memenangkan posisi Runner Up (Tiga Besar) se nasional.
Putra Putri Tari Indonesia merupakan ajang pencarian serta pembinaan Duta Seni Tari berbasis pageant yang bertujuan untuk mewujudkan generasi muda Indonesia yang berintegritas, berbudaya, kompeten, inspiratif serta inovatif dalam bidang kesenian dan budaya yang ditaja oleh sebuah yayasan Mahadaya Gemilau Gemintang.
Putra begitu ia akrab disapa saat diwawancarai oleh Tim Humas UIR mengaku motivasi nya mengikuti ajang pageant itu karena sesuai dengan minat dan bakatnya yang memang mencintai dunia seni tari.
“Ajang ini sesuai dengan minat dan bakat yang putra miliki, terlebih putra berkuliah di prodi Sendratasik UIR yang mana memang sangat erat sekali dengan dunia tari, ditambah dengan keinginan mengembangkan potensi diri dan menambah pengalaman dan wawasan,” Ungkap Putra.
Ketika memutuskan untuk mengikuti ajang tersebut, Putra menceritakan tantangan – tantangan yang dihadapi yang cukup menjadi rintangan baginya.
“Sebelum nya, putra hanyalah seorang penari dan penyanyi saja, tidak terjun ke dunia pageant ataupun modelling. Sedangkan lomba tersebut selain mengarah ke tarian, mereka juga mengarah ke model atau pageant. Sehingga putra harus banyak belajar catwalk sewaktu di karantina tapi alhamdulillah semuanya tetap bisa terlewati,” Pungkasnya.
Lebih lanjut, Mahasiswa asal kabupaten Kepulauan Meranti itu ingin menjalankan misi program kerja pasca terpilih dirinya sebagai Runner Up Putra Putri Tari Indonesia seperti advokasi, terjun langsung untuk melestarikan budaya dan tradisi khususnya seni tari tradisional yang lebih spesifik akan ditujukannya kepada anak – anak di perkotaan agar tidak terlalu terbawa arus globalisasi dan tetap cinta budaya asal usulnya.(kh/hms)
