Jumat, 26 April 2024 bertepatan dengan 17 Syawal 1445 H. Artinya telah 17 hari umat muslim meninggalkan bulan suci Ramadhan. Satu bulan berlalu, dimana pada bulan Ramadhan banyak amalan wajib yang dilakukan seperti berpuasa satu bulan lamanya.
Tidak hanya itu, pada bulan Ramadhan umat muslim juga gencar melakukan ibadah sunnah seperti bersedekah, qiyamullail (sholat malam), membaca Al-Qur’an, iqtikaf di Masjid, menyantuni anak yatim dan lain sebagainya.
Namun apakah umat muslim bisa konsisten melakukan ibadah ini setelah bulan suci Ramadhan ? Hal ini tentunya dikembalikan pada pribadi masing – masing individu.
Alangkah baiknya ibadah selama bulan Ramadhan tetap dilanjutkan pada bulan Syawal dan seterusnya. Seperti yang disampaikan oleh Dr. H. Saidul Amin, MA saat mengisi kajian jumat rutin di Universitas Islam Riau (UIR).
“Selama Ramadhan kita terbiasa untuk berpuasa, menahan diri dari segala hal, melakukan berbagai amalan sunnah dan perbuatan kebaikan. Lantas bagaimana setelah Ramadhan, sangat dianjurkan apabila kita bisa mempertahankan dan tetap konsisten dengan amalan tersebut”, ajak Dr. H. Saidul Amin, MA.
Intelektual muslim bertanya, apa yang menjadi pembeda antara orang beriman dan tidak beriman ?, seseorang menjawab, orang yang beriman ketika melihat dunia maka dunia akan larut, sedangkan orang yang tidak beriman ketika melihat dunia maka dia yang akan larut dalam dunia tersebut.
Penggalan kalimat tersebut mengajak umat muslim untuk tetap taat kepada Allah SWT meski bulan Ramadhan sudah berakhir. Seseorang harus mampu menahan dan mengatur hawa nafu yang telah ditanamkan, dipupuk dan dikembangkan selama bulan Ramadhan.
Kegiatan berlangsung khidmat diikuti dengan sesi tanya jawab oleh Civitas Akademika UIR yang hadir secara langsung ataupun melalui zoom. Hadir Ketua Bidang Dakwah YLPI Riau H.Rustam Effendi, M.A.,M.Si, Wakil Rektor I UIR, Dr. H. Syafhendry, M.Si, Direktur DDIK UIR Dr. Anton Afrizal Candra, M.Si, Sekretaris DDIK Ary Antony Putra, MA dan juga Kabag Humas Dr. Harry Setiawan, M.I.Kom. (hms/smh)
