Email

Kontak

Email

Kontak

Dosen Sendratasik FKIP UIR Idawati dan Yahyar Erawati Latih Anak-anak Bersyair Selendang Delima

Pekanbaru, UIRNews: Irama Selendang Delima adalah salah satu irama syair yang paling populer dalam tradisi bersyair pada masyarakat Melayu, khususnya di Pekanbaru. Kepopulerannya bahkan meliputi seluruh wilayah nusantara Melayu, seperti Malaysia, Brunei, Thailand Selatan, Singapura dan wilayah Melayu lainnya di Indonesia. Keberadaan irama Selendang Delima juga menjadi semacan icon syair Melayu, di samping irama-irama syair lainnya.

Menyadari betapa pentingnya tradisi ini harus terus dilestarikan, dua dosen Program Studi Sendratasik Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau (FKIP UIR), Idawati, S.Pd., M.A dan Hj. Yahyar Erawati, M.Kar., M.Sn menyelenggarakan pelatihan Irama Syair Selendang Delima bagi Anak-anak Usia 7-12 Tahun. Sejumlah mahasiswa juga terlibat aktif mengikuti kegiatan yang berlangsung di Studio Musik Sendratasik Pekanbaru pada Jum’at (9/04 2021). Kegiatan akademik ini merupakan Pengabdian kepada Masyarakat yang didanai oleh UIR melalui LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat).

Menurut Idawati, tradisi bersyair pada masyarakat Melayu telah berlangsung secara turun temurun melalui budaya lisan. Eksistensinyapun sudah diakui sejak tradisi tersebut digunakan. Hal ini ditandai dengan banyaknya diciptakan naskah-naskah syair dengan berbagai varian tema. Hal lain yang mendukung eksistensi dari syair ini adalah, banyaknya penggunaan syair-syair tersebut pada upacara-upacara penting di kalangan orang-orang Melayu, seperti upacara perkawinan, sunat rasul, turun mandi, menyambut tamu kehormatan dan lain-lain.

”Syair memiliki fungsi penting dalam kebudayaan Melayu,” kata Idawati.

Idawati menyebutkan, untuk menjaga keberlangsungan maraknya fenomena dendangan syair ini, maka perlu ada upaya trasfer knowledge kepada anak-anak watan yang memiliki bakat atau talenta, khususnya dalam bidang seni suara. Terlebih Khusus lagi di kalangan anak-anak usia 7 hingga 12 tahun. ”Bagi saya hal ini dipandang penting dilakukan sebagai penyeimbang derasnya arus budaya asing yang masuk ke wilayah Riau, khususnya Pekanbaru melalui berbagai media. Contohnya budaya K Pop, R & B dan lain-lain yang sekarang sangat digemari oleh kalangan muda,” tutur Idawati.

Ia mengaku senang setelah melatih anak-anak itu bersyair. ”Mereka harus terus kita bina. Selain memiliki talenta yang bagus di bidang seni bersyair juga agar tradisi yang telah kita warisi secara turun temurun ini dapat pula kita pelihara dan kita kembangkan,” tambah Idawati.

Tak hanya sampai di tingkat anak-anak, Yayasan Kesenian Riau yang menjadi mitra kerja pelatihan pun menyatakan kepuasannya. Yayasan yang bergerak di bidang pelestarian nilai-nilai budaya ini, sambung Idawati, berharap kegiatan pelatihan dapat dilakukan secara berkesinambungan karena dampaknya sangat positif bagi pembentukan karakter anak-anak.*

[]hms

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Related Posts

Jl. Kaharuddin Nasution 113,
Pekanbaru 28284
Riau - Indonesia

FOLLOW UIR

Copyright © Universitas Islam Riau. Developed by SIMFOKOM

Copyright © Universitas Islam Riau. Developed by SIMFOKOM

Copyright © Universitas Islam Riau. Developed by SIMFOKOM

Skip to content