Email

Kontak

Email

Kontak

Limbah Plastik Dapat Mengancam Ekosistem Lingkungan, Ancaman Microplastik Lebih Dahsyat

Fenomena keberadaan sampah dewasa ini menjadi isu yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan. Baru-baru ini aksi heroik sekumpulan pemuda bernama Pandawara cukup mencuri perhatian publik. Dilansir dari akun Instagram @pandawaragroup, mereka bersama mengumpulkan dukungan dan menyatukan tenaga membersihkan tumpukkan sampah yang tersebar disepanjang pesisir Pantai Loji Sukabumi, Jawa Barat.

Aksi tersebut menuai banyak respon ada yang begitu mendukung, tetapi banyak juga yang mencibir karena kesannya seperti mengecam kebijakan beberapa pihak yang dianggap tidak peduli dan tanggap terhadap kelestarian lingkungan.

Mengingat begitu sangat kompleks nya isu pengolahan dan penanggulangan sampah di Indonesia tersebut, Dosen Teknik Geologi Universitas Islam Riau (UIR) Budi Prayitno, S.T., M.T. turut memberikan pendapatnya terkait persoalan sampah terutama yang dihasilkan dari limbah industri, limbah rumah sakit, pasar rakyat dan rumah tangga.

“Sayangnya, di Indonesia isu sampah masih belum menjadi isu menarik bagi masyarakat Indonesia, terutama anak anak muda, dewasa bahkan orang tua dilingkungan sekitar. Isu lingkungan dan pengelolaan sampah masih hanya terpusat pada segelintir pejabat pusat,” ujar Budi.

Sebenarnya dampak hasil akibat limbah sampah sudah dirasakan oleh masyarakat sejak lama, namun masyarakat masih menganggap biasa dengan membuang sampah tanpa memperhatikan lingkungan, aturan pemerintah tentang tindak pidana seolah tidak mempan untuk hanya sekedar merubah kebiasaan kecil masyarakat membuang sampah.

Ada baiknya pengelolaan dan tata cara pembuangan sampah oleh masyarakat tidak hanya dilakukan dari sisi hukum,sosial, estetik, kesehatan dan lingkungan, namun juga harus menyentuh dari sisi perilaku konservatif dan penguatan ke-ekonomian masyarakat, sehingga di harapkan sampah tidak lagi menjadi masalah dimana mana, dengan menerapkan prilaku konservatif seperti mengurangi penggunaan bahan berbasis limbah plastik maupun logam, mendaur ulang bahan habis pakai serta menggunakan ulang bahan atau tidak sekali pakai. Kebiasaan tersebut dapat di katakan kebiasaan kecil, namun sangat berdampak besar terhadap penumpukan sampah secara global, jika setiap kita mau membiasakan tiga hal tersebut.

Khusus sampah plastik, Budi mengatakan bahwa plastik memiliki karakteristik yang unik berasal dari polimerisasi sintetik atau semi sintetik, dan membutuhkan waktu lama untuk terurai secara alamiah. Sebelum akhirnya benar-benar terurai plastik lebih dulu menjadi microplastik. Microplastik merupakan partikel plastik kecil berukuran 5mm atau lebih kecil hasil degradasi yang dapat terangkut oleh udara dan media air. Microplastic yang terbawa oleh udara akan semakin membahayakan dari sisi sebaran,ekosistim daratan, ekosistim perairan, perubahan iklim dan lingkungan.

“Microplastik dapat dengan mudah tersebar, itulah yang dalam beberapa waktu kedepan akan mendatangkan bahaya, setelah terdegradasi mikroplastik dapat terangkut mencemari biota laut, degredasi kualitas lapisan tanah hingga tercemarnya air tanah, mengancam kesehatan manusia dan dapat menjadi ancaman yang lebih dahsyat dikemudian hari,” katanya.(kh/rls/hms)

Sumber Gambar : Kompas.id

Share:

More Posts

Universitas Islam Riau Campus
Jl. Kaharuddin Nasution 113, Pekanbaru 28284
Indonesia

Telepon :  +62 761 674674
Faks :   +62 761 674834
Email : info[at]uir.ac.id

© Universitas Islam Riau developed by SIMFOKOM

Jl. Kaharuddin Nasution 113,
Pekanbaru 28284
Riau - Indonesia

FOLLOW UIR

Copyright © Universitas Islam Riau. Developed by SIMFOKOM

Copyright © Universitas Islam Riau. Developed by SIMFOKOM

Copyright © Universitas Islam Riau. Developed by SIMFOKOM

Skip to content