Penandatangan kerjasama MoU antara UIR Press dengan Lembaga Penerbitan Universitas Khairun (LepKhair) Ternate dilakukan bersamaan dengan acara Pembukaan Dialog Pendidikan dan Kebudayaan Literasi, pada Senin, (12/6) lalu di Kampus FKIP Unkhair Ternate.
Acara Dialog Kebudayaan mendatangkan pembicara Prof. Ibrahim Gibran atau nama pena Prof. Gufran Ali Ibrahim yang merupakan Guru Besar Antropolinguistik dan Dr. Amar Ome, keduanya akademisi dari Unkhair dan Sastrawan Riau sekaligus Dosen Universitas Islam Riau Ir. Fakhrunnas MA Jabbar, M.I.Kom.
Rektor Unkhair Dr. M. Ridha Ajam dalam sambutannya mengatakan acara dialog mengenai budaya literasi ini sangat penting dalam meningkatkan minat baca para mahasiswa dan generasi muda. Apalagi pengaruh perkembangan teknologi yang serba instan melalui gadget (gawai) ikut menurunkan minat baca masyarakat di era digital ini.
Terkait MoU, Ridha mengharapkan hubungan kerjasama antara Unkhair sebagai salah satu universitas negeri tertua di Ternate dengan UIR dapat meningkatkan kualitas dan nilai akreditasi kedua belah pihak.
Pada penandatanganan MoU dari pihak Unkhair langsung dilakukan oleh Rektor Unkhair Dr. M. Ridha Ajam, sedangkan penandatangan oleh Rektor UIR, Prof. Dr. Syafrinaldi, DH, M.Hum, M.C.L akan dilakukan secara desk to desk. Sedangkan penandatangan MoA (Memorandum of Agreement) dilakukan oleh Kepala LepKhair, Safrudin Abdulrahman, S.Sis, MA dan Ketua Penerbit UIR Press, Ir. Fakhrunnas MA Jabbar, M.I.Kom.
MoU dan MoA antara kedua universitas berisi poin-poin penting antara lain: 1. Memperluas akses dan pemanfaatan sumber informasi dan ilmu pengetahuan untuk mendukung pelaksanaan tri dharma Perguruan tinggi masing-masing. 2. Meningkatkan kualitas sumber daya literasi penerbitan kedua pihak dalam rangka peningkatan kinerja lembaga penerbit masing-masing. 3. Saling berbagi atau menyumbang ‘buku’ hasil penerbitan kedua pihak guna menambah minat membaca mahasiswa di universitas masing-masing.
Fakhrunnas selama berada di Ternate dari 11-15 Jun selain mengikuti rangkaian acara inti juga melakukan kunjungan di beberapa pulau bersejarah pada masa jaya Kesultanan Tidore dan Kesultanan Ternate di antaranya Pulau Tidore, dan Pulau Halmahera.(rls/hms)
