Bagi mahasiswa Indonesia mendengarkan sesama mahasiswa menceritakan pengalaman mereka belajar di luar negeri dalam sebuah kegiatan pertukaran mahasiswa mungkin sudah biasa dan lumrah di dengar. Tetapi mendengarkan mahasiswa asing berbagi langsung pengalamannya selama belajar dan tinggal di Indonesia masih sangat jarang.
Julius Harder merupakan salah satu mahasiswa asing asal Jerman yang menjalani program pertukaran mahasiswa dibawah projek Universitas Islam Riau selama satu semester pada semester ganjil 2022 lalu di Universitas Islam Riau.
Program pertukaran mahasiswa yang diikuti oleh Julius merupakan salah satu program dibawah projek antara Universitas Islam Riau dengan Universität der Bundeswehr München dan Fachhochschule Dortmund – University of Applied Sciences and Art yang mana proyek kolaborasi tersebut di naungi oleh DAAD (Deutscher Akademischer Austauschdienst) Jerman pada projek di tahun 2022 lalu.
Julius begitu akrab disapa menceritakan pengalamannya yang begitu berkesan dalam sebuah pertemuan daring melalui aplikasi Webex Meet dan Youtube Uir Official pada Selasa (28/2/2023) yang diikuti sebanyak 162 peserta yang sebagian besar merupakan mahasiswa UIR.
“Saya merupakan mahasiswa asal Lunen Jerman Utara, saat ini berusia 24 tahun dan merupakan mahasiswa jurusan International Business Management di Fachhochschule Dortmund – University of Applied Sciences and Art Jerman,” ujarnya.
Selain menceritakan mengenai asal dan latar belakangnya, dalam streaming tersebut Julius juga menceritakan pengalamannya ketika berkuliah di UIR. “Selama di UIR saya berkuliah di tiga fakultas yaitu FISIPOL, FEB, dan Fakultas Hukum yang setiap fakultas memiliki atmosfernya masing-masing dan setiap dosen selalu sangat banyak membantu saya beradaptasi,” ungkapnya dalam bahasa inggris.
Selama acara daring yang berlangsung hampir satu jam Ia juga banyak menjelaskan beberapa pengalaman menariknya selama mengikuti program pertukaran mahasiswa di UIR bersama teman-teman sesama mahasiswa asing yang berkuliah di UIR.
“Kegiatan yang saya lakukan tidak hanya berkuliah formal tetapi juga saya mengikuti outing class dan orientasi bersama mahasiswa asing lainnya seperti ke Sumatera Barat dan sebuah Desa di Kabupaten Kampar, merasakan sensasi makanan khas setiap daerah yang ku kunjungi itu yang paling menarik,” katanya.
Untuk adaptasi dengan lingkungan sekitar selama di Indonesia khususnya Pekanbaru tidak terlalu banyak menghadapi kendala, hanya saja di ungkapkannya cuaca Pekanbaru yang cukup panas sempat menjadi rintangan. Tetapi untuk selera makan, Julius mengaku sangat menyukai masakan indonesia dan justru tidak menghadapi banyak kendala. Penganan yang memiliki rasa pedas khususnya masakan Sumatera Barat seperti Nasi Padang sangat disukainya.(kh/hms)
