Email

Kontak

Email

Kontak

Maraknya Kasus Kekerasan Seksual, Ini Paparan Dosen Psikologi UIR

Kasus kekerasan seksual semakin merambah di Indonesia, tercatat dari awal tahun 2023 hingga saat ini tercatat 86 anak yang menjadi kekerasan seksual di satuan pendidikan. Data tersebut disampaikan oleh Federasi Serikat Guru Indonesia sebagaimana dikutip dari website detik.com pada Senin, (29/05/2023).

Untuk itu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau (UIR) Lisfarika Napitupulu, M.Psi, Psikolog menyampaikan beberapa hal mengenai penjelasan tentang Kekerasan Seksual dan penyebab terjadinya.

Penyamaan Persepsi tentang Kekerasan Seksual

Kekerasan dan pelecehan seksual adalah setiap perilaku yang dianggap bersifat seksual yang tidak diinginkan dan terjadi tanpa persetujuan. Kekerasan dan pelecehan seksual dapat berupa fisik, psikologis, verbal atau online. Setiap perilaku yang bersifat seksual yang menyebabkan korban tertekan, perilaku yang diterima korban dianggap sebagai kekerasan atau pelecehan seksual.

Mengapa Kekerasan Seksual Terjadi ?

Banyak perspektif bisa menjelaskan mengapa  kekerasan seksual terjadi. Dari sudut pandang psikologi pelaku kekerasan seksual bisa siapa saja, tidak harus memiliki ciri khusus. Pelaku dapat berasal dari berbagai latar belakang dan mereka yang dikenal oleh korban, sebagai teman, anggota keluarga, pasangan dekat, kenalan atau orang asing. Motivator utama di balik tindakan kekerasan seksual biasanya terjadi karena keinginan untuk :

  1. Mendapatkan control, terjadi pada orang yang inferior atau memiliki rasa rendah diri. Ketika dia memiliki kesempatan untuk bertemu dengan korban yang lemah, maka dia bisa melakukan kekerasan seksual untuk  menunjukkan jika pelaku  mampu  mengendalikan situasi.
  2. Menunjukkan kekuasaan, dan menutupi rasa tidak berdaya. Ini juga bisa terjadi karena pelaku ingin menunjukkan jika dia memiliki kekuasaan, menindas secara seksual figure yang lemah, dengan melakukan ini, pelaku memiliki perasaan mampu atau berdaya sebagai seorang manusia.
  3. Cara negative untuk melepaskan rasa frustasi. Ini terjadi karena pelaku memiliki strategi coping yang negatif, biasanya dialami orang orang yang memiliki social skill buruk. Social skill yang buruk terjadi pada orang-orang yang memiliki lingkaran sosial kecil, malas berinteraksi ketemu orang. Hal ini terjadi karena social skill bisa dipelajari lewat keterlibatan seseorang dengan lingkungan sosial. Ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain, akan muncul beragam masalah, sehingga dalam kondisi ini dia akan belajar menghadapi masalah, rasa frustasi, dan lain-lainnya. (hms)

Lebih lanjut kebanyakan pelaku kekerasan seksual tidak memiliki riwayat gangguan mental, tapi beberapa  gangguan psikologis serius, bisa menjadi penyebab seseorang menjadi  Pelaku. Beberapa penelitian mengungkapkan pelaku KS ternyata memiliki gangguan psikologis serius, seperti gangguan psikosis (skizophrenia), atau gangguan perilaku seks menyimpang, misalnya pedofilia. (hms/smh)

Sumber Gambar : Halodoc.com

Share:

More Posts

Universitas Islam Riau Campus
Jl. Kaharuddin Nasution 113, Pekanbaru 28284
Indonesia

Telepon :  +62 761 674674
Faks :   +62 761 674834
Email : info[at]uir.ac.id

© Universitas Islam Riau developed by SIMFOKOM

Jl. Kaharuddin Nasution 113,
Pekanbaru 28284
Riau - Indonesia

FOLLOW UIR

Copyright © Universitas Islam Riau. Developed by SIMFOKOM

Copyright © Universitas Islam Riau. Developed by SIMFOKOM

Copyright © Universitas Islam Riau. Developed by SIMFOKOM

Skip to content