Pekanbaru: Dalam upaya meningkatkan mutu akademik, tiga dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Riau menyampaikan call paper dalam 1st International Conference on Law, Governance and Sosial Justice (ICoL GaS) di Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwakarta. Kegiatan ilmiah yang berlangsung di Java Heritage Hotel 25-26 September itu dihadiri ratusan dosen dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Sebelum menyampaikan call paper, seluruh peserta mengikuti conferensi international dan mendengarkan pemaparan umum dari keynote speaker baik dari dalam maupun luar negeri. Mereka adalah Prof. Dr. Jaco Barkhuizen dari University of Limpopo South Africa, Associate Prof. Dr. Rohaida Nordin dari Universiti Kebangsaan Malaysia, Assistance Prof. Dr. LGH (Laurens) Bakker dari University of Amsterdam, Prof. Dr. Sudjito dari Universitas Gajah Mada, Prof. Dr. Muhammad Fauzan dan Prof. Dr. Agus Raharjo dari UNSOED.
Ketiga dosen Fakultas Hukum UIR itu adalah Dr. Admiral, S.H., M.H (Dekan Fakultas Hukum), Dr. Ir. Suparto, S.H., S.P., M.Si (Ketua Departemen Hukum Tata Negara), dan Rahdiansyah, S.H., M.H. Acara pembukaan conferensi juga dihadiri Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Hukum UIR. Dr. Surizki Febrianto, S.H., M.H.
Presentasi ketiga dosen tersebut berlangsung secara terpisah. Di hari pertama, Selasa (26/9), Admiral dan Suparto tampil menyampaikan call paper, bertajuk Constitutional Court Existence in Resolving the Internal Dispute of Political Parties in Indonesia (Case Study in Partai Persatuan Pembangunan). Atau pemberdayaan Mahkamah Partai sebagai media penyelesaian sengketa non litigasi atas konflik-konflik di internal partai yang keputusannya bersifat final dan mengikat seperti layaknya putusan arbitrase.
Di hari kedua, Suparto bersama Rahdiansyah tampil mempresentasikan makalah berjudul, ‘The Settlement of Boundary Dispute Through Testing of Legislation on Indonesia. Dalam paper ini, keduanya membahas tentang pentingnya regulasi untuk menyelesaikan sengketa batas wilayah yang ternyata masih kurang efektif oleh karena pihak yang dirugikan atas penetapan batas wilayah masih berpeluang melakukan pengujian perundang-undangan ke Mahkamah Agung atau Mahkamah Konstitusi.
Usai presentasi, Dr. Admiral menyampaikan rasa bahagianya dapat berpartisipasi dalam conferensi international itu. ”Saya bersama Pak Suparto dan Pak Rahdiansyah memang sudah lama mempersiapkan diri hadir di conferensi ini. Selain untuk meningkatkan kualitas akademik juga menimba pengalaman di forum-forum international.
”Hal terpenting adalah kita bisa menyampaikan call paper. Bagi seorang dosen hadir pada konferensi-konferensi international dan bisa mempresentasikan makalah merupakan sebuah keharusan. Utamanya untuk keperluan fungsional dosen. Juga membantu pengisian borang akreditasi fakultas,” kata Admiral melalui whatshap Rabu malam (26/9).*
