Universitas Islam Riau (UIR) menjadi tuan rumah dalam kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BKSPTIS) se-Indonesia, kegiatan berlangsung di Ruang Auditorium Gedudng Rektorat UIR pada Jumat, (17/11/2023).
Dalam rentetan acara hadir Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) yang ke 10 dan 12 Dr. (HC) H. M. Jusuf Kalla. Ia turut membacakan pidato inspirasi tentang “Seni Berbisnis Jusuf Kalla dalam Memadukan Spiritualitas, Profesionalitas, dan Kearifan Lokal”.
Jusuf Kalla mengajak peserta BKSPTIS untuk berfikir secara konseptual. Akademisi dapat memahami proses berfikir sebagai cara untuk memecahkan sebuah masalah menggunakan konsep yang telah ada.
“Sederhananya islam adalah agama yang mudah, zaman dahulu seseorang disebut musafir apabila telah berjalan minimal 17 KM. Dulu jarak menjadi jauh karena ditempuh hanya menggunakan onta, sedangkan sekarang jarak jauh menjadi dekat karena ditempuh menggunakan pesawat. Lantas apakah seseorang yang telah berjalan 17 KM dapat dikatakan sebagai musafir ? ”, papar Jusuf Kalla.
Paparan diatas Jusuf kala mengajak peserta berfikir tentang perubahan yang harus diikuti oleh pengurus BKSPTIS seiring perkembangan zaman terutama dalam mendidik mahasiswa yang berdampak pada Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia.
Mayoritas masyarakat Indonesia beragama islam. Saat ini masyarakat Indonesia dinilai tenang, tidak berperang seperti negara islam di bagian Timur. Hal ini disebabkan oleh agama islam di Indonesia dibawa oleh pedagang sedangkan dinegara bagian timur dibawa melalui perperangan.
“Sebelum menjadi rasul, Nabi Muhammad SAW adalah seorang pedagang. Ia di bantu oleh Khadijah ketika ingin menyebarkan agama islam, Khadijah merupakan pedagang kaya raya dimana harta dimanfaatkan untuk memperjuangkan agama Allah”, papar Jusuf Kalla lagi.
Pesan penting dalam pidato inspirasi ini adalah bagaimana peran Universitas kepada alumninya. Keberhasilan Universitas dilihat dari dimana alumninya bekerja dan mengabdi kepada masyarakat. Semangat maju Universitas dalam memberikan pengalaman dan keinginan dengan membuat program yang mumpuni.
Tingginya tingkat persaingan saat ini maka harus diikuti dengan pelatihan. Selain institusi pendidikan pemerintah juga harus memberikan semangat kepada masyarakat dalam mengikuti perkembangan zaman untuk memadukan spiritualitas, profesionalitas, dan kearifan local dalam berbisnis. (hms/smh)
