Celoteh Civitas

Kontak

Tasya Mahasiswi UIR Ikuti PMM ke UNIMUDA, Tersentuh Ketulusan dan Keramahan Warga Setempat

Satu lagi cerita keseruan mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR) yang ikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dari Kemendikbud Ristedikti. Kali ini datang dari Tasya Ramadani mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UIR yang ikuti program pertukaran mahasiswa tersebut ke Kota Sorong Papua tepatnya di Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong (UNIMUDA).

Mahasiswi  yang akrab disapa Tasya ini mengambil prodi yang sama dengan prodi asalnya di UIR. Kepada Tim Humas UIR Tasya menceritakan berbagai pengalamannya baik perkuliahan hingga kesehariannya.

“Belajar di UNIMUDA selama hampir lima bulan ini sangat berkesan bagi saya, dosen – dosen yang sangat kooperatif dan teman – teman kampus yang baik dan sangat membimbing selama proses adaptasi, semakin menambah kekaguman saya dengan kota ini,” ujarnya.

Tasya mengaku UNIMUDA yang terletak di kota Sorong yang terletak di provinsi Papua Barat merupakan salah satu pilihan utamanya. Kota yang terletak terkenal sebagai penghasil minyak sekaligus salah satu kota terbesar dengan letak geografis lepas pantai itu semakin menambah daya tariknya memilih kampus tersebut.

“Kebetulan saya memilih prodi yang juga sama seperti di UIR, berbeda dengan teman lainnya yang kebanyakan ingin berkuliah di PT ternama atau yang berada di pulau Jawa, saya justru sejak awal ingin menantang diri dengan memilih UNIMUDA sebagai pilihan utama,” ungkapnya.

selanjutnya, dengan sangat antusias Tasya juga menuturkan akomodasi dan mobilitas mudah dan lancar. Berlokasi di distrik Aimas, harga kebutuhan pokok yang terjangkau, tersedia moda transportasi online, dan tingginya toleransi dikarenakan banyaknya pendatang menjadikan proses adaptasi di kota tersebut tidaklah sulit.

“Alhamdulillah selama ikuti PMM di kota ini membuat saya banyak belajar, salah satu nya memaknai arti bersyukur. Bersyukur dengan indahnya ciptaan Allah dengan bentang alam kota Sorong yang dikekelingi oleh pantai, teman – teman dan warga lokal yang sangat ramah dan tulus juga mengajarkan saya arti toleransi yang sebenarnya,” tuturnya.

Lebih lanjut, terakhir Tasya juga menambahkan beberapa culture shock yang dialaminya selama berada di Sorong diantaranya kebiasaan makan buah pinang dengan kapur layaknya permen yang di lakukan oleh anak – anak hingga lansia, kebiasaan mayoritas warga lokal berjalan kaki dan tidak menggunakan alas kaki, serta makanan yang dijual cenderung hambar.(kh/hms)

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Related Posts

Jl. Kaharuddin Nasution 113,
Pekanbaru 28284
Riau - Indonesia

FOLLOW UIR

Copyright © Universitas Islam Riau. Developed by SIMFOKOM

Copyright © Universitas Islam Riau. Developed by SIMFOKOM

Copyright © Universitas Islam Riau. Developed by SIMFOKOM

Skip to content